Minggu, 22 April 2012

MAKALAH KEKURANGAN GIZI (NEONATUS)


1.1 Latar belakang
Masalah kurang gizi memang sudah banyak terjadi di beberapa Negara berkembang termasuk di Indonesia. Melihat sumber dana yang terbatas yang tersedia pada Negara-negara berkembang dan menumpuknya kebutuhan yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan. Masalah kurang gizi juga telah dinyatakan sebagai masalah utama kesehatan dunia dan berkaitan dengan lebih banyak kematian dan penyakit yang disebabkan oleh masalah kurang gizi tersebut.walaupun. telah banyak dilakukan penyuluhan tentang masalah kurang gizi namun masih banyak masyarakat yang mengalami masalah masalah gizi.
Menurut Alan Berg, 1986. Gizi yang kurang mengakibatkan terpengaruhnya perkembangan mental, perkembangan jasmani, dan produktifitas manusia karena semua itu mempengaruhi potensi ekonomi manusia. Keadaan gizi dapat dikelompokkan menjadi tiga tingkat, yaitu keadaan gizi lebih, keadaan gizi baik, dan keadaan gizi kurang. Keadaan gizi lebih terjadi apabila gizi yang dibutuhkan melebihi standart kebutuhan gizi. Gizi baik akan dicapai dengan memberi makanan yang seimbang dengan tubuh menurut kebutuhan. Sedang gizi kurang menggambarkan kurangnya makanan yang dibutuhkan untuk memenuhi standar gizi.
Konsumsi gizi makanan pada seseorang dapat menentukan tercapainya tingkat kesehatan atau sering disebut status gizi. Apabila tubuh berada dalam tingkat kesehatan gizi optimum dimana jaringan jenuh oleh semua zat gizi maka disebut status gizi optimum. Dalam kondisi demikian tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya tahan yang setinggi-tingginya.
Apabila konsumsi gizi makanan pada seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi kesalahan akibat gizi (malnutrition). Malnutrisi ini mencakup kelebihan nutrisi / gizi disebut gizi lebih (overnutrition) dan kekurangan gizi atau gizi kurang (undernutrition).
Penyakit kurang gizi kebanyakan ditemui pada masyarakat golongan rentan terutama pada anak-anak yaitu golongan yang mudah sekali mengalami penyakit akibat kekurangan gizi dan kekurangan zat makanan (deficiency) misalnya kwarsiorkor, busung lapar, marasmus, beri-beri, dll. Dan penyakit gizi berlebih yang disebabkan karena kelebihan makanan. Contonya obesitas, kelebihan berat badan (over weigh), diabetes militus, dll.
Kedudukan gizi seseorang atau golongan pendudukj , ialah suatu tingkat kesehatan yang merupakan akibat dari intake dan penggunaan semua nutrient yang terdapat dalam makanan sehari-hari. Maka kasus inilah yang menyebabkan kasus utama kematian di massa kanak-kanak. Dan dalam masyarakat industri merupakan sindrom malabsorbsi dan gangguan fungsi ginjal yang menahun.
1.2 Rumusan Masalah
1.       Apa saja klasifikasi penyakit gizi salah ?
2.       Apa saja Faktor- Faktor yang Menyebabkan Penyakit Gizi salah?
3.       Apa saja contoh penyakit yang disebabkan karena kesalahan gizi?
4.       Apa saja contoh kasus masalah penyakit gizi salah di Indonesia ?
5.       Bagaimana Upaya  Perbaikan Gizi Masyarakat?
Tujuan
· Agar dapat mengetahui klasifikasi penyakit gizi salah
· Agar dapat mengetahui Faktor- Faktor yang Menyebabkan Penyakit Gizi salah
· Agar dapat mengetahui contoh penyakit yang disebabkan karena kesalahan gizi
· Agar dapat mengetahui contoh kasus masalah penyakit gizi salah di Indonesia
· Agar Mengetahui Upaya  Perbaikan Gizi Masyarakat
PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi Penyakit Gizi Salah
Penyakit-penyakit kekurangan gizi yang paling rentan adalah kelompok bayi dan anak balita. Oleh sebab itu, indikator yang paling baik untuk mengukur status gizi masyarakat adalah melalui status gizi balita (bayi dan anak balita). Selama ini telah banyak dihasilkan berbagai pengukuran status gizi tersebut dan masing-masing ahli mempunyai argumentasi sendiri dalam mengembangkan pengukuran tersebut. (Anonymous,2008)
Berdasarkan data statistik kesehatan Departemen Kesehatan RI tahun 2005 dari 241.973.879 penduduk Indonesia, enam persen atau sekira 14,5 juta orang menderita gizi buruk. Penderita gizi buruk pada umumnya anak-anak di bawah usia lima tahun (balita).Depkes juga telah melakukan pemetaan dan hasilnya menunjukkan bahwa penderita gizi kurang ditemukan di 72% kabupaten di Indonesia. Indikasinya 2-4 dari 10 balita menderita gizi kurang.Gizi buruk merupakan salah satu dari tiga tingkatan status gizi selain gizi lebih dan gizi baik.
Berdasarkan klasifikasi dari Standard Harvard menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, 2003. Yaitu standar yang dikembangkan untuk mengukur status gizi anak disesuaikan dengan kondisi anak-anak dari negara-negara Asia dan Afrika. Termasuk Indonesia, klasifikasi status gizi anak didasarkan pada 50 percentile dari 100% standar Harvard.
Dibawah ini akan diuraikan 4 macam cara pengukuran yang sering dipergunakan di bidang gizi masyarakat serta klasifikasinya :
1. Berat Badan Per Umur
· Gizi baik adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umurnya lebih dari 89% standar Harvard.
· Gizi kurang adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umur berada diantara 60,1-80 % standar Harvard.
· Gizi buruk adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umurnya 60% atau kurang dari standar Harvard.
2. Tinggi Badan Menurut Umur
Pengukuran status gizi bayi dan anak balita berdasarkan tinggi badan menurut umur, juga menggunakan modifikasi standar Harvard dengan klasifikasinya adalah sebagai berikut :
· Gizi baik yakni apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya lebih dari 80% standar Harvard.
· Gizi kurang, apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya berada diantara 70,1-80 % dari standar Harvard.
· Gizi buruk, apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya kurang dari 70% standar Harvard.
3. Berat Badan Menurut Tinggi
Pengukuran berat badan menurut tinggi badan itu diperoleh dengan mengkombinasikan berat badan dan tinggi badan per umur menurut standar Harvard juga. Klasifikasinya adalah sebagai berikut :
· Gizi baik, apabila berat badan bayi / anak menurut panjang / tingginya lebih dari 90% dari standar Harvard.
· Gizi kurang, bila berat bayi / anak menurut panjang / tingginya berada diantara 70,1-90 % dari standar Harvard.
· Gizi buruk apabila berat bayi / anak menurut panjang / tingginya 70% atau kurang dari standar Harvard.
4. Lingkar Lengan Atas (LLA) Menurut Umur
Klasifikasi pengukuran status gizi bayi / anak berdasarkan lingkar lengan atas yang sering dipergunakan adalah mengacu kepada standar Wolanski. Klasifikasinya sebagai berikut :
· Gizi baik apabila LLA bayi / anak menurut umurnya lebih dari 85% standar Wolanski.
· Gizi kurang apabila LLA bayi / anak menurut umurnya berada diantara 70,1-85 % standar Wolanski.
· Gizi buruk apabila LLA bayi / anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standar Wolanski.
Menurut Moh. Agus Krisno Budianto, 2004. Penyakit gizi yang salah dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok besar yaitu penyakit-penyakit bawaan, penyakit berdasarkan ketidakseimbangan antara intake dan requirement dan zat-zat gizi dan penyakit- penyakit keracunan makanan.
2.1.1 Penyakit Bawaan
Berdasarkan kesalahan susunan genetik yang dapat menyebabkan kelainan sintesa enzim, yang dimulai dari kesalahan genetik, metabolisme (dengan perantara enzim), sehingga menyebabkan terjadinya penyakit. Penyakit ini disebut juga dengan inbornerrors of metabolism. Penyakit gizi akibat masalah genetik dapat menyebabkan :
· Enzim tertentu menurun sehingga mengakibatkan penderita akan mengalami glukosa, intoleransi fruktosa dll.
· Penyakit gangguan metabolisme.
· Penyakit degeneratif (penurunan)
Contoh penyakit akibat kesalahan genetic dapat menyebabkan produksi insulin menurun sehingga dapat mengakibatkan gangguan metabolisme glukosa rusak (diabetes mellitus).
2.1.2 Penyakit Akibat Ketidakseimbangan Antara Intake dan Requirement dan Zat-zat Gizi
Dilihat dari intake dan requirement ada dua kemungkinan yaitu penyakit gizi lebih dan dan penyakit kurang gizi.
1.       Penyakit gizi lebih, contohnya : obesitas yang berkembang menjadi diabetes mellitus, jantung koroner, dll.
2.       Penyakit kurang gizi, penyakit defisiensi komplek, contohnya :
· Kwarshiorkhor (yang disebabkan karena kekurangan kalori dan protein.
· Marasmus (yang disebabkan karena kekurangan kalori)
· Busung lapar (yang disebabkan karena kekurangan protein)
Berdasarkan sebab yang mengakibatkan gizi salah dibedakan menjadi dua :
· Gizi salah primer, kelainan terletak pada intake dan pada makanan, baik merupakan kelebihan maupun kekurangan.
· Gizi salah sekunder, intake mencukupi tetapi terdapat rintangan pada rangkaian prosos pencernaan, penyerapan, transportasi dan utilization pada zat-zat makanan. Gangguannya yaitu :
·          
oTerjadi suatu keadaan defisiensi dalam efektifitas zat-zat makanan.
oMempertinggi desrtuksi atau ekskresi zat-zat makanan sehingga persediaan untuk penggunaan dalam tubuh menjadi berkurang.
2.1.3 Penyakit keracunan makanan
Penyakit- penyakit yang terjadi setelah memakan makanan yang tercemar bakteri dan bahan-bahan kimia.
2.2 Faktor-faktor yang Menyebabkan penyakit gizi salah
· Pola makan, Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein/ asam amino yang memadai. Contoh : Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein dari sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan. Gaya hidup modern dengan perkembangan IPTEK dimana terjadinya arus moderenisasi yang membawa banyak perubahan pada pola hidup masyarakat
· Faktor social, Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turun-turun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor.
· Factor pendidikan, kurang adanya pengetahuan tentang pentingnya gizi dikalangan masyarakat yang pendidikannya relative rendah.
· Faktor ekonomi, Kemiskinan keluarga penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.
· Faktor infeksi dan penyakit lain, Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP (Malnutrisi energi protein) dan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi.
2.3 Beberapa Jenis Penyakit
Penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat dari kelebihan atau kekurangan zat gizi dan yang telah merupakan masalah kesehatan masyarakat, khususnya di Indonesia, antara lain sebagai berikut :
2.3.1 Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP)
Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi atau terjadinya defisiensi atau defisit energi dan protein. Pada umumnya Anak Balita merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi. Hal ini disebabkan anak Balita dalam periode transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa, sering kali tidak lagi begitu diperhatikan dan pengurusannya sering diserahkan kepada orang lain, dan belum mampu mengurus dirinya sendiri dengan baik terutama dalam hal makanan. Hal ini juga di karenakan pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori maka akan terjadi defisiensi tersebut (kurang kalori dan protein).
Dijelaskan dalam Firman Allah QS Al An’aam (140)
 Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka, karena kebodohan lagi tidak mengetahui[513]dan mereka mengharamkan apa yang Allah telah rezki-kan pada mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah mereka mendapat petunjuk”
Penyakit ini dibagi dalam tingkat-tingkat, yakni :
a. KPP ringan, kalau berat badan anak mencapai 84-95 % dari berat badan menurut standar Harvard.
b. KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44-60 % dari berat badan menurut standar Harvard.
c. KKP berat (gizi buruk), kalau berat badan anak kurang dari 60% dari berat adan menurut standar Harvard.
Beberapa ahli hanya membedakan antara 2 macam KKP saja, yakni KKP ringan atau gizi kurang dan KKP berat (gizi buruk) atau lebih sering disebut marasmus (kwashiorkor). Anak atau penderita marasmus ini tampak sangat kurus, berat badan kurang dari 60% dari berat badan ideal menurut umur, muka berkerut seperti orang tua, apatis terhadap sekitarnya, rambut kepala halus dan jarang berwarna kemerahan.
Penyakit KKP pada orang dewasa memberikan tanda-tanda klinis : oedema atau honger oedema (HO) atau juga disebut penyakit kurang makan, kelaparan atau busung lapar. Oedema pada penderita biasanya tampak pada daerah kaki.
Dijelaskan dalam Firman Allah QS. Ar Ra’d (13)
Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.
Jenis KKp atau PCM di kenal dalam 3 bentuk yaitu :
1.       Kwarshiorkor
Kata “kwarshiorkor” berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati “anak yang kekurangan kasih sayang ibu”. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi.
Etiologi
Kekurangan protein menyebabkan manusia menderita penyakit yang disebut kwashiorkor atau busung lapar. Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein yang berlansung kronis.
Epidemiologi
Kasus ini sering dijumpai di daerah miskin, persediaan makanan yang terbatas, dan tingkat pendidikan yang rendah. Penyakit ini menjadi masalah di negara-negara miskin dan berkembang di Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Asia Selatan. Di negara maju sepeti Amerika Serikat kwashiorkor merupakan kasus yang langka.
Berdasarkan SUSENAS (2002), 26% balita di Indonesia menderita gizi kurang dan 8% balita menderita gizi buruk (marasmus, kwashiorkor, marasmus-kuarsiorkor).
Tanda-tanda Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada penderita Kwashiorkor yaitu :
· Gagal untuk menambah berat badan
· wajah membulat dan sembap
· Rambut pirang, kusam, dan mudah dicabut
· Pertumbuhan linear terhenti
· Endema general (muka sembab, punggung kaki, dan perut yang membuncit).
· Diare yang tidak membaik
· Dermatitis perubahan pigmen kulit
· Perubahan warna rambut yang menjadi kemerahan dan mudah dicabut
· Penurunan masa otot
· Perubahan mentak seperti lathergia, iritabilitas dan apatis yang terjadi
· Perlemakan hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia
· Pada keadaan akhir (final stage) dapat menyebabkan shok berat, coma dan berakhir dengan kematian.
Cara mengatasi kwarshiorkor
Dalam mengatasi kwashiorkor ini secara klinis adalah dengan memberikan makanan bergizi secara bertahap. Contohnya : Bila bayi menderita kwashiorkor, maka bayi tersebut diberi susu yang diencerkan. Secara bertahap keenceran susu dikurangi, sehingga suatu saat mencapai konsistensi yang normal seperti susu biasa kembali.
Fakta terjadinya kwarshiorkor
Bandung, Kompas – Sedikitnya 95 anak balita di 10 kabupaten/kota di Jawa Barat menderita busung lapar, dua anak balita kwashiorkor dan satu anak balita menderita komplikasi busung lapar kwashiorkor .Angka itu diperkirakan hanya angka awal dari fenomena gunung es karena seluruhnya ada 25 kabupaten/kota. Diduga jumlah ini sekitar 50 persen dari jumlah keseluruhan penderita sebab belum semua ibu melaporkan kondisi anaknya yang kurang gizi karena kendala jarak ke pos pelayanan kesehatan setempat atau karena tidak bisa meninggalkan pekerjaan.
1.       Marasmus
Marasmus adalah berasal dari kata Yunani yang berarti kurus-kering. Sebaliknya walau asupan protein sangat kurang, tetapi si anak masih menerima asupan hidrat arang (misalnya nasi ataupun sumber energi lainnya). Marasmus disebabkan karena kurang kalori yang berlebihan, sehingga membuat cadangan makanan yang tersimpan dalam tubuh terpaksa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup.
Penderita marasmus yaitu Penderita kwashiorkor yang mengalami kekurangan protein, namun dalam batas tertentu ia masih menerima “zat gizi sumber energi” (sumber kalori) seperti nasi, jagung, singkong, dan lain-lain. Apabila baik zat pembentuk tubuh (protein) maupun zat gizi sumber energi kedua-duanya kurang, maka gejala yang terjadi adalah timbulnya penyakit KEP lain yang disebut marasmus.
Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada penderita marasmus yaitu :
· Sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit bahkan sampai berat badan dibawah waktu lahir.
· Wajahnya seperti orang tua
· Kulit keriput,
· pantat kosong, paha kosong,
· tangan kurus dan iga nampak jelas.
Gejala marasmus adalah seperti gejala kurang gizi pada umumnya (seperti lemah lesu, apatis, cengeng, dan lain-lain), tetapi karena semua zat gizi dalam keadaan kekurangan, maka anak tersebut menjadi kurus-kering.
Jumlah anak balita gizi buruk di Indonesia, menurut laporan Unicef tahun 2006, menjadi 2,3 juta jiwa. Ini berarti naik sekitar 500.000 jiwa dibandingkan dengan data tahun 2004/2005 sejumlah 1,8 juta jiwa (Kompas, 27 September 2006).
1.       Marasmus-Kwashiorkor
Gambaran dua jenis gambaran penyakit gizi yang sangat penting. Dimana ada sejumlah anak yang menunjukkan keadaan mirip dengan marasmus yang di tandai dengan adanya odema, menurunnya kadar protein (Albumin dalam darah), kulit mongering dan kusam serta otot menjadi lemah.
Menurut Dr. Magdalena, sampai 28 Mei 2005 jumlah gizi buruk dari Kabupaten/Kota P. Lombok berjumlah 559 kasus termasuk 51 kasus yang dirawat di RSU Mataram. Diantara kasus gizi buruk tersebut 8 anak diantaranya meninggal dunia. Kasus gizi buruk tersebut masing-masing tersebar di Kota Mataram sebanyak 23 kasus ( 2 diantaranya meninggal), Kab. Lombok Barat 133 kasus ( 5 diantaranya meninggal dunia), Kab. Lombok Tengah 25 kasus ( 1 diantaranya meninggal dunia) dan Kab. Lombok Timur 178 kasus.
Dari kasus gizi buruk tersebut, tergolong gizi buruk dengan gejala klinis yaitu Marasmus 16 kasus, Kwashiorkor 1 kasus dan Marasmus + Kwashiorkor 4 kasus.
2.3.2 Busung Lapar
Busung lapar atau bengkak lapar dikenal jiga dengan istilah Honger Oedeem (HO). Adalah kwarshiorkor pada orang dewasa. Busung lapar disebabkan karena kekurangan makanan, terutama protein dalam waktu yang lama secara berturut-turut. Pada busung lapar terjadi penimbunan cairan dirongga perut yang menyebabkan perut menjadi busung (oleh karenanya disebut busung lapar).
Tanda-tanda yang terjadi yaitu :
· Kulit menjadi kusam dan mudah terkelupas
· Badan kurus
· Rambut menjadi merah kusam dan mudah dicabut
· Sekitar mata bengkak dan apatis
· anak menjadi lebih sering menderita bermacam penyakit dan lain-lain.
Penderita busung lapar biasanya menderita penyakit penyerta. Misalnya dari 12 anak balita di Kabupaten Cirebon, tiga di antaranya menderita tuberkulosis, satu hydrocephalus (kepala besar), dan satu meningitis (radang selaput otak).
Dari data tersebut, jumlah penderita busung lapar terbanyak ada di Kabupaten Cianjur, yaitu 70 orang, lalu Kabupaten Cirebon dan Majalengka masing-masing 12 orang dan lima orang.
2.3.3 Penyakit Kegemukan (Obesitas)
Penyakit ini terjadi ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dan kebutuhan energi, yakni konsumsi kalori terlalu berlebih dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi. Kelebihan energi di dalam tubuh ini disimpan dalam bentuk lemak.
Pada keadaan normal, jaringan lemak ini ditimbun di tempat-tempat tertentu diantaranya dalam jaringan subkutan dan didalam jaringan tirai usus. Seseorang dikatakan menderita obesitas bila berat badannya pada laki-laki melebihi 15% dan pada wanita melebihi 20% dari berat badan ideal menurut umurnya.
Bila masukan energi (suapan makanan) sama dengan pengeluaran energi untuk metabolisme basal dan kegiatan fisik berat badan akan tetap konstan. Bila masukan energi lebih besar daripada pengeluaran, kelibahan makanan akan diubah menjadi lemak dan mengakibatkan kegemukan. Patokan umum, orang dikatakan kegemukan bila bila berat badannya 10% lebih tinggi dari berat standart/ideal.
Pada orang yang menderita obesitas ini organ-organ tubuhnya dipaksa untuk bekerja lebih berat karena harus membawa kelebihan berat badan. Oleh sebab itu pada umumnya lebih cepat gerah, capai dan mempunyai kecenderungan untuk membuat kekeliruan dalam bekerja. Akibat dari penyakit obesitas ini, para penderitanya cenderung menderita penyakit-penyakit kardiovaskuler, hipertensi, dan diabetes melitus. (Anonymous,2008)
Hal tersebut telah di terangkan dalam Firman Allah QS. Al A’raaf (31).
“…makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan[535]. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan
Penyebab
Faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit obesitas antara lain sebagai berikut :
1.        
1.       Keturanan, Stuktur dan tipe tubuh cenderung menurun orang tua gemuk sering mempunyai anak-anak yang gemuk, tetapi dapat diperolehkan bahwa ini lebih disebabkan oleh kebiasaan makanan daripada oleh sifat yang diturunkan.
2.       Kurangnya Kegiatan Fisik, kegemukan jarang dijumpai pada orang yang menjalani kehidupan aktif dan mempunyai pekerjaan yang melibatkan kerja fisik berat. Pada orang yang tidak aktif, pusat nafsu makan di hipotalamus cenderung berfungsi pada tingkat yang rendah dan keseimbangan yang normal antara masukan dan pengeluaran energi tidak lagi dipertahankan, ini mengakibatkan lebih besarnya suapan makanan daripada yang dibutuhkan.
3.       Kebiasaan makanan, Orang yang sering makan melebihi kebutuhannya, ini berlaku terutama untuk makanan kaya akan gula yang sangat lezat, seperti coklat. dan es krim yang mempunyai nilai energi tinggi. Kebiasaan makan pada awal kehidupan mempunyai dampak pada berat badan sewaktu dewasa, bila suapan makanan bagi bayi dan anak-anak kecil melebihi kebutuhan jumlah sel-sel jaringan lemak akan meningkatkan untuk menyimpan kelebihan lemak. Faktor Psikologis, Orang dengan permasalah psikologis/emosional cenderung menemukan pelipur lara dalam makana yang dan sering makanan berlebihan.
4.       Faktor Endokrin, Banyak orang gemuk menyalahkan kelenjar mereka. Padahal, kelainan endokrin jarang menyebabkan kegemukan. Adakala kegemukan diakibatkan oleh produksi hormon yang cacat oleh tiroid, pituitari atau kelenjar kelamin. Kegemukan lebih disebabkan oleh kelainan hipotalamus, yang pada gilirannya akan mempergaruhi fungsi kelenjar endokrin.
Penyembuhan
Pengobatan obesitas dapat dilakukan dengan cara :
· Diet dengan cara puasa, diet rendah kalori
· latihan fisik, dapat menurunkan berat badan dan dibatasi dengan pembatasan masukan kalori.
· Pembedahan
· Farmakologi
2.3.4 Defisiensi Iodium
Beberapa akibat defisiensi Iodium antara lain :
1.       pembesaran Kelenjar Tiroid (gondok)
2.       Kreatin yaitu kekurangan Iodium berlanjut ditandai ukuran tubuh pendek,kulitkasar berwarna kekuningan, raut muka seperti orang bodoh, mulut terbuka dan hidung besar.
3.       Myxdema ditandai dengan pertumbuhan tulang yang terhambat sehingga pendek, perut buncit, kulit kering dan rambut rontok dan banyak lemak yang tertimbun pada kulit.
4.       Abortus (Kematian ibu dan Anak). Pada ibu hamil memiliki gangguan retardasi, aborsi, gangguan perkembangan, kelainan congenital yang dapat mematikan fetus yang ada di kandungan.
Fungsi iodin yang diketahui ialah sebagai bahagian perlu kepada hormon tairod. Hormon tairod mengatur banyak aktiviti berlainan termasuk tumbesaran, pembiakan , fungsi neuromuskular, pertumbuhan kulit dan rambut, metabolisma selular, dan menolong melepaskan tenaga ke dalam sel. Badan kita biasanya mengandungi  20 – 30mgs iodin. Lebih kurang  60% daripadanya terdapat dalam kilang tairod, selebihnya didapati pada keseluruhan tisu badan , terutamanya dalam ovari, otot dan darah.
Pencegahan Defisiensi Iodium dapat dilakukan dengan upaya sebagai berikut :
1.       Fortifikasi
·          
oFortifikasi Iodium dalam garam Dapur
oFortifikasi Iodium pada cokelat
oFortifikasi Iodium pada air minum
oFortifikasi Iodium pada Roti
oFortifikasi Iodium pada Gula Kelapa
1.       Penyuntikan Lipiodol
Lapiodol merupakan larutan Iodium dalam minyak dalam 40 % yang diberikan dalam bentuk suntikan.
Iodine terjadi dalam jumlah yang berbeda yang terdapat dalam makanan dan air minuman. Makanan laut seperti udang kara, tiram, sarden, dan sampai rumput laut adalah sumber iodine yang baik.Jumlah iodin yang terkandung dalam susu dan telur adalah ditentukan oleh jumlah iodine yang terdapat dalam makanan termakan tersebut. Kandungan iodin yang terdapat dalam sayur-sayuran adalah berbeda mengikuti jumlah kandungan iodin yang terdapat dalam tanah.
2.3.5 Xerophthalmia (Defisiensi Vitamin A)
Penyakit ini disebabkan karena kekurangan konsumsi vitamin A didalam tubuh. Gejala-gejala penyakit ini adalah kekeringan epitel biji mata dan kornea karena glandula lakrimalis menurun. Terlihat selaput bola mata keriput dan kusam bila biji mata bergerak. Fungsi mata berkurang menjadi hemeralopia atau noctalmia yang oleh awam disebut buta senja atau buta ayam, tidak sanggup melihat pada cahaya remang-remang. Pada stadium lanjut maka mengoreng karena sel-selnya menjadi lunak yang disebut keratomalasia dan dapat menimbulkan kebutaan.
Fungsi vitamin A sebenarnya mencakup 3 fungsi yakni fungsi dalam proses melihat, dalam proses metabolisme, dan proses reproduksi. Gangguan yang diakibatkan karena kekurangan vitamin A yang menonjol, khususnya di Indonesia adalah gangguan dalam proses melihat yang disebut xerophthalmia ini.
Oleh sebab itu penanggulangan defisiensi kekurangan vitamin A yang penting disini ditujukan kepada pencegahan kebutaan pada anak balita. Program penanggulangan xerophthalmia ditujukan pada anak balita dengan pemberian vitamin A secara cuma-cuma melalui puskesmas dan / atau posyandu. Disamping itu program pencegahan dapat dilakukan melalui penyuluhan gizi masyarakat tentang makanan-makanan sebagai sumber vitamin
Bahan makanan
Mg tiamin per 100 g
Minyak hati ikan jenis halibut
Minyak hati ikan cod
Hati lembu jantan
Margarin
Mentega
Keju ceader
Telur
Iakn jenis haering
Susu
900.000
18.000
16.500
900
825
350
140
45
30
Data Departemen Kesehatan menunjukkan, 5 juta anak balita mengalami gizi kurang, 8,1 juta anak balita menderita anemia gizi, dan 10 juta anak balita mengalami kurang vitamin A subklinis
2.3.6 Defisiensi thiamine ( vitamin B1)
Vitamin ini adalah zat berupa kristal, tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen dan belerang, mudah larut dalam air dan sedikit melarut dalam alkohol. Vitamin ini selain disebut theamin, lazim pula disebut aneurin atau anti beri-beri.
Penyakit beri-beri yang disebabkan kekurangan theamin ditandai dengan :
1.        
1.       kurangnya sesuatu yang dapat dirasakan atau gatal pada ibu jari kaki serta telapak kaki.
2.       lutut terasa seakan-akan kaku dan refleknya tidak ada, nyeri, kejang, sulit berjalan yang dapat menimbulkan kelumpuhan kaki dengan atrofi otot kaki.
3.       sebagai tingkat lanjutannya berbagai urat saraf mengalami gangguan, termasuk gangguan pada fungsi jantung.
4.       pada beri-beri basah ditandai oleh udema yang khusus pada kaki, sedang pada beri-beri kering dijumpai atrofi otot yang umum.
Vitamin B1 atau theamin sangat diperlukan tubuh, tersedianya dalam tubuh karena diserap usus dari makanan, selanjutnya diangkut bersama darah kejaringa-jaringan tubuh. Theamin ditemukan sebagai cadangan dalam jumlah terbatas didalam hati, buah, pinggang, jantung, otot dan otak, sebagai cadangan diperlukan untuk sekedar dapat memelihara fungsi alat-alat tubuh tadi dalam waktu yang singkat. Sel jaringan mewujudkan/menjadikan tersedianya zat yang mengandung thiamin, zat mana demikian membantu dalam pembakaran karborhidrat dan diangkat didalam darah oleh sel darah putih yang mempunyai inti dengan thiamin yang bebas dalam plasma. Koenzim tersebut berfungsi memungkinkan karboksilase memisahkan karbnioksida dari asam piruvat, sedangkan sisanya selanjutnya dirombak menjadi karbondioksida dan air.
Fungsi thiamin ( B1) adalah :
1. metabolsime karbohidrat
2. mempergaruhi keseimbangan air didalam tubuh
3. mempergaruhi penyerapan zat lemak dalam usus
Sumber vitamin B1 ( theamin ) adalah hati, ginjal, jantung, otak, susu, kuning telur, kuliut ari padi dan gandum, wortel dan ragi.
Dalam hal menentukan besarnya kebutuhan thiamin ini, bagi anak yang sedang meningkatkan pertumbuhanya dapat agak mudah menentukannya dibandingkan dengan orang dewasa :
1.       bagi anak-anak yang sedang meningkatkan pertumbuhanya memerlukan thiamin perkilogram berat badanya, dan umunnya relatif lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa.
2.       bagi orang dewasa penentuan kebutuhanya memang agak sulit karena harus dipertimbangkan dengan besar tubuhnya, kegiatan, kebiasa makan dan perbedaan pemanfaatan dan kemanfaatan dalam tubuhnya.
3.       bagi ibu yang sedang hamil atau menyusui sudah tentu akan memerlukan thiamin lebih banyak daripada biasanya.
Tabel. Kandungan Tiamin pada beberapa makanan .
Bahan makanan
Mg tiamin per 100 g
“Flake” jagung
kapri
Roti tawar asal tepung gandum pecah kulit
Roti tawar
Kentang
Daging kambing
Daging sapi
Susu
1,8
0,32
0,26
0,18
0,11
0,09
0,05
0,04
2.3.7 Defisiasi Vitamin B( Riboflavin )
Riboflavin mempunyai sifat larut dalam air dan tahan panas didalam larutan netral atau asam, akan tetapi kalau dipanaskan dalam larutan basa ataupun kalau kena sinar matahari maka vitamin tersebut akan rusak. Pada putih telur kadungan riboflavin ternyata lebih banyak dari kandungan thiaminya. Mikro organisme—-bakteri—-dalam usus pada umunya sangat menunjang pembentukan riboflavin.
Fungsi riboflavin yaitu :
a. berguna untuk pemindahan rangsangan sinar ke syaraf mata.
b. berperan dalam berbagai enzim dalam proses oksidasi dalam sel-sel, dalam proses oksidasi jaringan ( teruama di bagian luar dari tubuh, seperti : kulit, mata dan syaraf perifer ).
Kekurangan vitamin B2( riboflavin ) yaitu :
1. pengelihatan menjuadi kabur—-katarak dan keratitis pada mata—, hampir semacam buta senja.
2. keilosis—-radang atau luka pada bagian sudut bibir, hidung
3. gangguan pada proses pertumbuhan, pada pencernaan dan urat syaraf.
4. berat badan menurun sedangkan aktivitasnya menjadi berkurang.
Riboflavin dalam bentuk yang diperdangankan merupakan kristal, berwarna kuning orage, mudah larut dalam suasana basa, tidak stabil terhadap pemanasan, larut dalam pH riboflavin tidak stabil terhadap sinar tampak dan sinar iltraviolet.
Kebutuhan normal orang dewasa akan vitamin B2 yaitu 1.6 mg perhari, namun kebutuhan tersebutsecara berlebihan tepatnya tergantung pada umur, berat badan, konsumsi energi dan protein, kebutuhan vutamin ini bagi anak-anak, wanita hamil dan menyusui tentunya lebih tinggi daripada biasanya.
Tabel .kandungan Riboflavin pada beberapa makanan
Bahan makanan
Mg riboflavin per 100gram
Khamir bir yang dikeringkan
Hati
Ginjal
Jantung
Keju
Telur
Daging sapi
Susu
Kubis
Kentang
Roti tawar
3,68
3,10
2,10
1,60
0,50
0,47
0,20
0,19
0,05
0,04
0,03
2.3.8 Defisiensi vitamin B3
Vitamin B3 atau dikenali juga dengan nama Niacin diperlukan oleh badan kita untuk peredaran darah dan kulit yang sihat. Niacin adalah penting dalam menghasilkan tenaga daripada gula darah (blood sugar) dan dalam pembuatan lemak. Ia membantu dalam fungsi sistem saraf ; dalam metabolisma karbohidrat, lemak dan protin dan dalam pengeluaran asid hidroklorik untuk sistem penghadaman.  Ia juga terlibat dalam pengeluaran cecair hempedu dan perut yang normal dan sitesis hormon seks. Niacin merendahkan paras kolestrol dan membaiki peredaran darah. Ia membantu dalam penyakit mental seperti schizophrenia  dan ia juga sebagai menambah ingatan.
Sumber :
Niacin dan niacinamide didapati daripada hati lembu, ragi yang ditapai, kobis bunga, lobak merah, keju, tepung jagung, buah kurma,  telur, fish, susu, kacang tanah, ubi kentang,  tomato, gandum, dan hasil gandum.
Kekurangan :
1. Keletihan, lemah badan
2. Pellegra,sejenis penyakit dengan gejala bengkak; kulit merekah atau pecah; bengkak mulut dan lidah; cirit; gangguan mental; pening; lemah badan; sakit kepala; lemah otot; rendah gula dalam darah
Tabel. kandungan asam nikotianat dari beberapa makanan.
Bahan makanan
Mg asam nikotianat ekivalen per 100 g
Khamir bir yang dikeringkan
Kacang garing
Hati
Daging sapi
Keju cieader
Roti tawar asam tepung gandum pecah kulit
Telur
Kapri
Roti tawar
Kentang
Susu
Bir
62,9
21,3
17,9
7,2
6,2
5,6
4,9
3,7
3,4
3,0
1,7
0,9
0,6
2.3.9 Defisiensi Vitamin B 12
Vitamin B 12 ­berfungsi dalam stimulus pada jaringan. Sianokobalamin dapat dikatakan demikian mendasari pembentukan bentukan vitamin B12.hasil penelitian menyatakan bahwa sianokobalamin mengandung suatu kelompok sianida dan terikat pada kobalat pusat B12 berbentuk kristal berwarna merah tua.dapat larut dalam air dan alkohol,stabil dalam bentuk larutan.
Vitamin B12 sumbernya yaitu hati,fungsinya dalam tubuh yaiu
· Sebagai koenzim yang pentig dalam metabolisme asam amino
· Berperan dalam pembentukan eritrosit
· Diperkirakan berperan dalam sintesis asm nukleat
· Berperan pula dalam pembentukan darah merah
Makan vitamin dan zat gizi lain ada aturan bakunya. Tidak boleh kurang, juga jangan berlebihan. Kalau ini dilanggar, apalagi sampai berlangsung lama, dapat mengganggu kesehatan. Kekurangan vitamin B12, misalnya, mengganggu pertumbuhan pada anak dan sistem saraf sehingga muncul gejala kebodohan, gampang marah, atau tersinggung.
Ada sejumlah faktor penyebab defisiensi vitamin B12. Misalnya karena asupan vitamin lewat makanan kurang. Jumlah yang ditelan sedikit, atau kurang memenuhi standar yang ditetapkan. Ini bisa terjadi pada mereka yang “alergi” makanan hewani, yang notabene merupakan sumber kobalamin (nama lain vitamin B12).
Pola makan vegetarian (hanya makan dari sumber nabati) juga dapat menjadi faktor penyebab kekurangan vitamin ini. Sebab, vitamin B12 ditemukan dalam produk hewan, dan jarang terdapat pada makanan nabati, kecuali kalau bahan itu berasal dari rumput laut atau yang terkontaminasi oleh feses. Beberapa rumput laut mengandung kobalamin kecuali spirulina karena hampir seluruh vitamin B12 pada spirulina merupakan analog.
Banyak sekali fungsi kobalamin dalam tubuh. Vitamin ini dikenal sebagai penjaga nafsu makan dan mencegah terjadinya anemia (kurang darah) dengan membentuk sel darah merah. Karena peranannya dalam pembentukan sel, defisiensi kobalamin bisa mengganggu pembentukan sel darah merah, sehingga menimbulkan berkurangnya jumlah sel darah merah. Akibatnya, terjadi anemia. Gejalanya meliputi kelelahan, kehilangan nafsu makan, diare, dan murung.
Defisiensi berat B12 potensial menyebabkan bentuk anemia fatal yang disebut Pernicious anemia. Soalnya, vitamin B12 bisa disimpan dalam tubuh (hati dan ginjal), dan hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, timbulnya gejala defisiensi berat itu perlu waktu lima tahun atau lebih. Ketika gejalanya muncul ke permukaan, biasanya pada usia pertengahan, defisiensi itu lebih karena penyakit pencernaan atau gangguan penyerapan daripada karena menu yang miskin B12, kecuali bagi yang vegetarian berat.
Vitamin B12 juga merupakan koenzim penting yang dibutuhkan untuk sintesa DNA yang mengontrol pembentukan sel-sel baru. Pun B12 vital dalam mencegah kerusakan sistem saraf dengan membantu pembentukan mielin pada urat saraf.
Karena berperan dalam melindungi fungsi saraf, defisiensi kobalamin bisa menimbulkan pembentukan sel saraf terganggu, dan mengakibatkan kerusakan sistem saraf. Gejalanya, kehilangan daya ingat dan orientasi, gampang bingung, delusi (berkhayal), kelelahan, kehilangan keseimbangan, refleks menurun, mati rasa, geli di tangan dan kaki, serta pendengaran terganggu.
Kekurangan vitamin ini juga sering ditandai dengan timbulnya gejala kebodohan karena sistem saraf terganggu, dan demielinasi (kerusakan asam lemak mielin pada akson saraf) yang menyebar dan progresif. Pengaruh defisiensi B12 pada anak adalah terganggunya pertumbuhan. Suatu penelitian membuktikan bahwa anak-anak yang vegetarian mengalami gangguan pertumbuhan (kerdil) karena asupan B12 tidak memadai. Selain meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak secara normal, vitamin B12 juga memelihara kesuburan.
Di samping mengganggu pertumbuhan dan sistem saraf, kekurangan vitamin B12 juga menjadikan mereka gampang marah dan tersinggung. Sementara itu penyebab kerusakan sistem saraf kemungkinan karena defisiensi gugus metil lantaran tidak mampu mensintesis metionin (salah satu asam amino) dan S-adenosil metionin.
2.3.10 Difesiensi Vitamin C
Bahan bahan makanan yang mengandung vitamin C adalah hati,ginjal,sayur sayuran dan buah buahan segar terutama jeruk yang dapat mengandung zat zat sitrin dan rutrin(zat zat ini yang membantu dalam menghentikan pendarahan.
Vitamin C pemula isolasinya dilakukan oleh seorang pakar yang bernama SZENT GYORGY(1912)dari jeruk kol,dan adrenal korteks,yang pada waktu itu dinamakanya sebagaia asam heksuronika sehubungan dengan molekulnya 6 atom karbon serta bersifat mereduksi.vitamin C ini jelasnya merupakan derivat heksoso cocok digolongkan sebagai suatu karbohidrat,dalam bentuk klristal berwarna putih,demikian larut dalam alkohol,stabil dalam keadaan kering tetapi mudah teroksidasi dalam keadaan larutan basa.
Vitamin C mudah rusak oleh panas sehingga sayuran dimasak akan berkurang kadar vitamin C nya:
· Sebagai aktivator macam macam fermen perombak protein dan lemak
· Penting bagi dehidrasi dan oksidasi dalam sel
· Mempengarui kerja anak ginjal
· Penting dalam prmbentukan trobsit
Dalam keadaan tubuh dalam waktu mengalami kekurangan vitamin C dapat menimbulkan:
· Kerusakan sel sel endotel
· Pembuluh kapiler kurang permeabel dan mengakibatkan timbulnya pendarahan dalam sum sum tulang serta kerusakan tulang
· Gejala awal ditandai dengan pendarahan pada gus, dibawah kulit ‘karies gigi dan mudah menderita sakit gigi disebut skrobutum.
2.3.11 Defisensi Vitamin D
Senyawa kolkalsiferol berwarna putih, berbentuk kristal yang larut dalam minyak dan olemak tetapi tidak larut dalam air.
Ada dua bentuk vitamin D yang amt berbeda :
1.       kolkalsiferol ( vitamin D 3) adalah bentuk alami dari vitamin ini dalam makanan. Vitamin D 3 dapat terbentuk dibawah kulit oleh pengaruh sinar matahari ( radiasi ultra violet ).
2.       ergokalsiferol ( vitamin D 2 ) adalah bentuk sintetik dari vitamin ini mempunyai aktivitas yanf sama dengan vit alami. Vitamin D2 dihasilakan dengan irradiasi ultra violet dari ergosterol, suatunsenyawa yang dapat di ekstraksi khamir. Bentuk inilah yang ditambah dalam berbagai komoditi seperti margarin dan makanan bayi.
Sumber :
1.       makanan, minyak hati ikan, ikan yang berminyak, telur, mentega, hati dan keju.
2.       sinar matahari
3.       vitamin D terbentuk dalam kulit yang terkena sinar matahari.
Fungsi
Vitamin D diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tulang dan gigi. Vitamin D dibutuhkan untuk absobsi kalsium dari usus dan unytuk pengambilan kalsium dan fosfor oleh tulang dan gigi.
Kekurangan vitamin D
1. Menyebabkan penyakit rakhitis ( tulang panjang akan membengkok pada bagian yang menderita beban tubuh, lututgemetar dan kaki pengkar ).
2. Menyebabkan gangguan absobsi kalsium dan pelunakan tulang.
3. Gigi keluart terhambat
4. Panggul menjadi kecil dan sempit
Penyebab penyakit rakhitis adalah susunan makanan yang murah, yamg terutama terdiri dari segi makanan sereal tanpa vit D dan kuramganya sinar matahari didaerah kota yang penuh asap.
Kelebihan vitamin D
Pengedapan kalsium pada jaringan lunak dalam tubuh
Keracunan
Pengambilan secara berlebihan boleh menyebabkan seseorang itu mengalami pengumpulan kalsium pada organ tubuh, tulang rapuh dan kerosakan pada sistem renal dan kardiovaskular.
2.3.12 Defisiensi vitamin E
Vitamin E adalah aktioksidan alam. Dalam minyak nabativitaminE membantu pengurangan ketengikan dengan mencengahan oksidasi terhadap asam lemak tidak jenuh. Vitamin E juga berperan melindungi asam askorbat terhadap oksidasi dalam sayuran dan buah-buahan.Vitamin E mempergaruhi kesuburan manusia.
Sumber vitamin E
a. Gandum
b. Minyak nabati
c. Telur dan susu
Vitamin E banyak terdapat pada beberapa makanan , Minyak jagung atau biji kapas, mentega, beras perang, minyak kacang soya, minyak sayuran lain seperti minyak kacang dan sebagainya. Mengandungi antioksidan. Membantu membina sel darah merah, otot-otot dan tisu tubuh. Menyimpan asid berlemak. Antioksidan juga boleh mengurangkan risiko sesetengah kanser.
Kekurangan vitamin ini jarang berlaku tetapi membabitkan kelahiran tidak cukup bulan, bayi tidak cukup berat atau kanak-kanak yang sistem tubuhnya tidak menyerap bahan berlemak dengan sempurna. Juga menyebabkan kecacatan sistem saraf.
Fungsi vitamin E yaitu :
1.       mencegah keguguran atau pendarahan pada ibu hamil
2.       diperlukan pada saat sel sedang membelah.
2.3.13 Difesiensi vitamin K
Vitamin K terdapat dalam sayuran hijau dan berbagai pangan lain. Vitamin K adalah ensensial untuk pembekuaan darah yang biasa.
Kekurangan vitamin K
Jarang terjadi, karena vitamin K ini terdapat dalam susunan makanan yang normal dan disentesis oleh bakteri yang ada diusus,masalah pembekuan darah yang tidak normal atau pendarahan.
Viamin K dibentuk dalam usus tebal ( kolon ) dengan bantuan bakteri Escherica coli, viamin ini hanya dapat diserap apabila bersama-sama empedu.
Fungsi vitamin K yaitu :
pembentukan prototrombin, jelasnya penting dalam proseskoagulasi ( pengumpalan ) darah. Peranan empedu dalam penyerapan usus adalah sangat menentukan, dalam hal ini apabila sekresi empedu terganggu maka penyerapan vitaminK ternyata akan terganggu pula. Pda seseorang menderita penyakit kuning atau penyakit saluran empedu, kekurangan vitamin K akan mengalami cukup besar, sungguhpun tersedianya vitamin ini dalam makanan cukup banyak, sehingga penderita ini mengalami kesulitan dalam pembekuan/pengumpalan darahnya pada bagian yang terluka. Kadar protombin yang rendah dalam tubuh sebagai akibat kurangnya vitamin K yang diserapm oleh tubuh kadang-kadang pada ibu yang melahirkan atau pada bayi terjadi pendarahan yang cukup hebat.
2.3.14 Defisensi Calsium
Kalsium banyak terdapat dalam susu, telur dan sayuran, Kalsium Susu, dadih, keju, sardin, brokoli dan daun lobak putih. Membantu membina tulang dan gigi yang kuat. Mengingkatkan fungsi otot dan saraf. Membantu darah membeku. Menggiatkan enzim-enzim yang diperlukan tubuh untuk menukarkan makanan kepada tenaga.
Kekurangan kalsium adalah
Penyakit rachitis dan penghambat pada pertumbuhan Kekurangan phosphorus edan vitamin D, Mengalami sembelit, karang, ginjal, pengumpulan kalsium pada tisu-tisu badan. Menghalang penyerapan zat besi dan mineral-mineral lain.
Sumber yaitu :
Dada ayam, susu, kekacang, kuning telur dan keju. Ia bergantung dengan kalsium dalam pembinaan tulang dan gigi yang sihat. Diperlukan untuk metabolisme, kimia tubuh, fungsi saraf dan otot. Kekurangan:
Walaupun jarang berlaku, ia dapat menyebabkan seseorang itu mengalami lemah-lemah tubuh, sakit tulang dan kurang selera makan.
Fungsi kalsium :
1. pembentukan tulang dan gigi
2. pada proses fisiologik dan biokimiawi didalam tubuh ( pada pembekuan darah, eksitabilitas syaraf otot, kerekatan seluler, transmisi impul-impul syaraf, memelihara dan dan meningkatkan fungsi membran sel, mengaktifkan reaksi enzim dan pengeluaran hormon).
2.3.15 Defisensi Besi
Fungsi yaitu :
Zat besi atau iron adalah nutrien penting untuk badan manusia. Seorang lelaki dewasa yang sihat mempunyai 40 hingga 50 mg iron per kilogram berat badan manakala bagi wanita dewasa mempunyai 35 hingga  50 mgs per kilogram berat badan.
Iron memainkan peranan penting dalam pengangkutan oksigen daripda paru-paru ke tisu. Iron bergabung dengan oksigen di dalam paru-paru dan melepaskan oksigen dalam tisu-tisu yang memerlukan. Iron digunakan dalam pembuatan haemoglobin.
Iron juga berperanan penting dalam fungsi normal imuniti. Kekurangan iron telah menunjukkan badan kita mudah mendapat jangkitan.
Sumber yaitu :
Sumber terbaik zat besi berasaska makanan ialah hati, tiram, kerang, buah pinggang, daging tanpa lemak, ayam/itik dan ikan. Kacang dan sayur yang dikeringkan adalah sumber iron yang baik daripada tumbuhan.
Kekurangan yaitu :
  • Keletihan, lemah badan
  • Berdebar, sakit dada
  • Sukar bernafas
  • anemia
2.3.16 Penyakit-penyakit keracunan makanan
Keracunan makanan ialah penyakit yang terjadi setelah memakan makanan yang tercemar dengan kuman atau bahan kimia. Terdapat banyak kesalahan makan atau keracunan makanan yang terjadi dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
· Keracunan HCN (asam Biru), disebabkan oleh asam biru (HCN). Misalnya pada singkong yang mengandung suatu glukosarida oleh pengaruh enzim akan menghasilkan HCN. Gejala keracunan singkong ialah mual dan muntah, sesak nafas dan koma.
· Aflatoxin, merupakan racun yang dihasilkan oleh jamur aspergillus falfus yang dapat mencemari kacang tanah.
· Asam bongkrek, merupakan senyawa yang diproduksi oleh pseudomonas cocovenenans. terbentuknya toksin pada tempe bongkrek
Ada beberapa hal yang menyebabkan meningkatnya kasus keracunan pangan :
1.       Meningkatnya jumlah makanan yang dimakan diluar rumah ( dalam kantin, resteurant, dll ), jika makan yang dikelolah oleh pengusaha catering tercemar oleh bakteri penyebab kerancunan pangan, sejumlah besar orang akan dirancuni.
2.       Pengusaha catering sekarang menyiapakan lebih banyak variasi menu yang sering melakukan penyimpanan sajian dalam kondisi yang tetap hangat, sampai diperlukan.
3.       Meningkatnya jumlah penjualan ” take away meal “, makanan ini sering dipanaskan kembali dan mungkkin dipanasi lagi di rumah pelanggan.
4.       Intensifikasi pertanian mengakibatkan lebih banyak bahan pangan terkontaminasi oleh bakteri penyebab keracunan makanan.
Bakteri yang sering menyebabkan kerancunan makanan adalah :
1.        
1.       Oraganisme dari kelompok Salmonella
2.       Staphylococcus aureus
3.       Clostridium perfringens ( welchii )
4.       Bacillus cereus
5.       Vibrio parahaemolyticus
Terdapat tiga tipe utama keracunan makanan karena bakteri:
1.       Tipe infektif yang disebabkan karena memakan makanan yang mengandung sejumlah besar bakteri hidup. Stelah dimakan, bakteri tersebut menetap dalam saluran pencernaan dan jika mati, mereka melepaskan endotoksin ( misalnya kerasunanSalmonella ).
2.       Tipe keracunan yang disebabkan karena memakan makanan yang ensotoksin. Toksin tersebut dilepaskan kemakanan selama bakteri itu tumbuh dan memperbanyak diri dalam makanan. Bakteri sendirinya sendiri mungkin mati jika makanan tersebut dimakan ( keracunan Staphylococcus ).
3.       Tipe ini disebabkan oleh toksin, toksin ini tidak diproduksi didalam makanan, tetapi dilepaskan selama pertumbuhannya didalam sallurang pencernaan, setelah bakteri tersebut dimakan ( misalnya keracunan Clostridium perfringes)
Tanda-tanda Kerancunan Makanan :
- lemas dan muntah
- mulas dan sakit perut
- Diare
- kadangkala demam dan kesejukan
- Sesak napas
- Koma
Puncak utama ialah makan makanan yang :
· Mengandungi toksin atau racun semulajadi seperti setengah jenis kulat, cendawan, ‘shellfish’ dan sebagainya.
· Tercemar oleh kuman yang erbahaya
· Tercemar oleh bahan- bahan kimia
· Tercemar oleh lalat, habuk dan sebagainya
Cara-cara untuk mencegah keracunan makanan seperti:
· Basuh tangan selepas ke tandas dan sebelum mengendali, menyedia dan menyentuh makanan.
· Jangan ambil makanan dengan tangan. Gunakanlah penceduk, garpu, sudu atau penyepit yang bersih.
· Gunakanlah alat- alat yang bersih untuk menyediakan makanan. Jangan gunakan alat- alat yang sama bagi makanan mentah dan yang dimasak.
· Simpan atau tudung makanan supaya terlindung dari lalat, serangga.
· Simpan semua bahan makanan yang mudah rosak seperti daging, ikan, ayam, sayur dan susu didalam peti sejuk sehingga diperlukan.
· 2.4 Upaya Mengatasi Penyakit Gizi
Kegiatan upaya perbaikan gizi masyarakat sampai bulan Desember 2006, berdasarkan hasil pemantauan pertumbuhan balita melalui :
· pengukuran baret badan menurut umur mencapai 84,8%  dari target 80%, dengan 76,0% Berat badan balita naik, 0,5 % BGM
· Balita gizi buruk yang mendapat perawatan sebanyak 100%
· cakupan MP-ASI pada BGM dari masyarakat miskin mencapai 100% dari 17 sasaran
· cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe adalah 98,79 %
· Pemberian vitamin A pada balita sebanyak100%.
· Pemberiaan ASI Eklusif mencapai 10% sedang target 80%
· Penggunaan garam beryodium dari target 85%  mencapai 89,75%.
Untuk diwilayah Puskesmas Banjarangkan II status gizi tahun 2006 adalah sebagai berikut :
Status gizi baik      :  94,98%
Status gizi lebih      :  0,11%
Status gizi kurang  : 4,69%
Status gizi buruk    : 0,22%
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
- Penyakit gizi yang salah dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok besar yaitu penyakit-penyakit bawaan, penyakit berdasarkan - ketidakseimbangan antara intake dan requirement dan zat-zat gizi dan penyakit- penyakit keracunan makanan.
- faktor-faktor yang menyebabkan adanya penyakit gizi salah diantaranya : pola makan yang salah, faktor ekonomi, faktor sosial, faktor pendidikan, faktor infeksi.
- berbagai jenis penyakit gizi salah dapat dikelompokkan menjadi : under nitrition (defisiensi kalori protein, busung lapar, defisiensi vitamin, defisiensi kalsium, besi, iodium), over nutrition (penyakit obesitas yang mrnyrbabkan hipertensi, DM, hiperkolesterol, dll) dan penyakit keracunan makanan (asam HCN dan asam Bongkrek dll)
- Berdasarkan SUSENAS (2002), 26% balita di Indonesia menderita gizi kurang dan 8% balita menderita gizi buruk (marasmus, kwashiorkor, marasmus-kuarsiorkor).
- upaya pemerintah dalam mengatasi penyakit gizi salah dilakukan dengan penyuluhan terhadap daerah yang diindikasikan adanya penyakit tersebut.













DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2008. WASPADAI ANAK-ANAK DARI KWASHIORKOR http://health.allrefer.com/health/kwashiorkor-info.htlm. diakses tanggal 22 april 2008.
Berg, alan. 1985. Peranan Gizi Dalam Pembangunan Nasional. CV. Rajawali. Jakarta.
Budianto, MAK. 2001. Dasar-dasar Ilmu Gizi. UMM Press. Malang.
DepKes R.I.1991. Informasi tentang Peranan Pembangunan Kesehatan dalam Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia. Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Malnutrisi energi protein. Dalam : Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 217-222
Magdalena, Dr. 2005. Sedikitnya 95 Balita di Jabar Menderita Busung Lapar. Kompas. Bandung.
Yayan Akhyar Israr. 2008. Malnutrisi Energi Protein (MEP) - Kwashiorkor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar